![]() |
Foto : Wildan Salami-http://mejagongnews.blogspot.com/ |
Semangat!!!
Itu yang terlihat di raut wajah warga
masyarakat desa Mejagong, saat merayakan HUT RI yang ke – 69.
Pasalnya serangkaian pesta rakyat telah mereka
lewati, dari momen Pileg, Pilpres, sampai Bulan Ramadhan beserta hari Raya Idul
Fitri bagi yang menjalankan, telah mereka rampungkan secara bersama-sama.
Acara
ini merupakan acara tahunan untuk merayakan hari jadi bangsa
Indonesia
yang selalu disambut antusias oleh warga masyarakat Desa Mejagong.
Desa
yang berdomisili di Pemalang selatan, tepatnya Kecamatan Randudongkal ini
selalu aktif dan memiliki cara tersendiri untuk merayakan HUT RI di setiap
tahunnya. Pemerintah Desa setempat memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk membuat berbagai macam kerajinan Patung
yang mayoritas terbuat dari rangkaian bambu, dan pernak pernik penghias
karnaval yang dibagi dalam kelompok per Rukun Warga (RW).
Minggu (17/08) sore hari hampir seluruh warga
Desa Mejagong berkumpul di lapangan sepak bola, yang kemudian dilanjutkan memutari
desa sebanyak satu kali dan kembali lagi
ke lapangan. Tanpa ada paksaan mereka (Warga, red) berbondong-bondong hanya
untuk sekedar merayakan HUT RI yang ke 69 ini. Selain itu juga Panitia
penyelenggara yaitu dari pihak Pemerintah Desa menyediakan Doorprize bagi warga yang beruntung.
Dalam momen kali ini, tepatnya di tahun
politik, tidak sedikit baik para perajin, maupun simpatisan yang menggunakan
momen ini untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada pemerintah desa setempat
sampai ke pemerintah pusat.
“Tepatnya
kita hanya mengingatkan, jangan sampai hal yang sudah-sudah (Korupsi, red) terjadi di Desa Kita.” Ucap Adnani selaku
pengrajin Patung ‘Tikus Pembawa Uang “.
Selain Patung Tikus Kantor, banyak warga
lainnya juga membuat patung yang
sesuai dengan kondisi lokal ataupun keadaan global yang sedang terjadi,
diantaranya Ikan Raksasa (yang
menggambarkan sebagian warganya penangkap ikan di sungai); Roket
(yang menggambarkan situasi Jalus Gaza);
Tidak sedikit warga yang merasa terhibur dengan adanya Karnaval Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 69 ini. Pihak panitia pun selalu memberikan yang terbaik disetiap tahun penyelenggaraannya.
Melihat dari berbagai karya Patung yang dibuat, menggambarkan cara
berpikir masyarakat Desa sekalipun yang semakin tanggap dan kritis dengan
kondisi sekitar maupun global, dan juga mulai berani mengeksplorasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TINGGALKAN KRITIK DAN SARAN ANDA